Kamis, 03 September 2009

Mengapa Yesus melipat kain yang menutupi wajahNya pada kebangkitanNya ?

This is one I can honestly say I have never seen circulating in the emails so; if it touches you, you may want to forward it. Why did Jesus fold the linen burial cloth after His resurrection? I never noticed this.... The Gospel of John (20:7) tells us that the napkin, which was placed over the face of Jesus, was not just thrown aside like the grave clothes. (Injil Yohanes (20:7) menceritakan kepada kita bahwa kain peluh yang mulanya diletakan pada wajah Yesus tidak dilemparkan disamping kain kafan) The Bible takes an entire verse to tell us that the napkin was neatly folded, and was placed separate from the grave clothes. (Keseluruhan ayat menceritakan bahwa kain peluh secara rapi dilipat/digulung dan ditempatkan pada tempat yang berbeda dari kain kafan) Early Sunday morning, while it was still dark, Mary Magdalene came to the tomb and found that the stone had been rolled away from the entrance. (Minggu subuh, ketika hari masih gelap, Maria Magdalena datang menjenguk ke kubur dan mendapati bahwa batu telah digulingkan dari pintu masuk kubur) She ran and found Simon Peter and the other disciple, the one whom Jesus loved. She said, 'They have taken the Lord's body out of the tomb, and I don't know where they have put him!' (Ia berlari dan mendapati Simon Petrus dan murid yang lain, yang dikasihi oleh Yesus (Rasul Yohanes). Lalu ia berkata,? Mereka telah mengambil tubuh Tuhan keluar dari kubur dan saya tidak tahu dimana mereka meletakan tubuh-Nya?) Peter and the other disciple ran to the tomb to see. The other disciple outran Peter and got there first. He stooped and looked in and saw the linen cloth lying there, but he didn't go in. (Maka berlarilah Petrus dan murid yang lain (itu) menuju ke kubur untuk melihat. Murid yang lain itu, berlari mendahului Petrus dan sampai terlebih dahulu. Ia berhenti dan memandang kedalam dan melihat bahwa kain lenan (kain kapan) telah tergeletak disana, tetapi ia tidak masuk kedalam) Then Simon Peter arrived and went inside. He also noticed the linen wrappings lying there, while the cloth that had covered Jesus' head was folded up and lying to the side. (Kemudian Simon Petrus tiba dan masuk kedalam. Ia melihat bahwa kain kafan yang digunakan untuk membalut tubuh Yesus tergeletak disana, sedangkan kain peluh yang menutupi kepala Yesus telah terlipat (tergulung) dan berada disamping.) Was that important? Absolutely! (Apakah itu mempunyai makna yang penting? Ya!) Is it really significant? Yes! (Apakah itu sangat berarti? Ya!) In order to understand the significance of the folded napkin, you have to understand a little bit about Hebrew tradition of that day. The folded napkin had to do with the Master and Servant, and every Jewish boy knew this tradition. (Untuk mengerti arti dari kain peluh atau serbet yang terlipat, kita harus mengerti sedikit mengenai kebiasaan orang Yahudi pada waktu itu. Kain serbet dilipat oleh majikan dan pelayan, dan semua anak kecil Yahudi mengetahui tradisi ini) When the servant set the dinner table for the master, he made sure that it was exactly the way the master wanted it. (Ketika pelayan menyiapkan meja makan malam untuk majikan, ia akan memastikan bahwa segala sesuatu telah sesuai dengan keinginan sang majikan) The table was furnished perfectly, and then the servant would wait, just out of sight, until the master had finished eating, and the servant would not dare touch that table, until the master was finished. (Segala perlengkapan dan perabot makan harus tersusun dengan rapi di atas meja dan selanjutnya sang pelayan akan menunggu, mengamati dari jauh, sampai sang majikan selesai makan, dan sang pelayan tidak akan berani untuk menyentuh meja sampai sang majikan benar2 telah selesai) Now if the master were done eating, he would rise from the table, wipe his fingers, his mouth, and clean his beard, and would wad up that napkin and toss it onto the table. (Jika sang majikan telah selesai makan, ia akan bangun dari meja lalu dengan menggunakan serbet ia membersihkan jari2, mulut dan janggutnya, selanjutnya ia menggumpal kain tersebut dan melemparkannya keatas meja) The servant would then know to clear the table. For in those days, the wadded napkin meant, 'I'm done'. (Ini menjadi pertanda waktunya bagi sang pelayan untuk membersihkan meja. Pada waktu itu, serbet yang digumpal-gumpal berarti ?Saya sudah selesai?) But if the master got up from the table, and folded his napkin, and laid it beside his plate, the servant would not dare touch the table, because..... ..... (Tetapi apabila sang majikan bangun dari meja, dan melipat serbet tersebut, dan meletakkannya disebelah piringnya, maka sang pelayan tidak akan berani untuk mendatangi dan menyentuh meja untuk membersihkannya, karena?..) The folded napkin meant, 'I'm coming back!' (Kain serbet yang terlipat mempunyai arti ?Saya akan kembali?) He is Coming Back! (DIA akan datang kembali!!!) WOW......... .I never read or heard about the Hebrew Tradition of Jesus Day. Make a whole new meaning for me. I love it. HE IS COMING BACK........ .....AMEN (Ya Tuhan Yesus akan kembali.... Amin)

Tidak ada komentar: